#43 Sejarah Bulu Tangkis Dunia dan Indonesia

Pengunjung Galeri Nio ♎


Mulai tanggal 15 sampai 20 Oktober 2019, berlangsung acara Danisa Denmark Open 2019 yang bertempat di Odense Sports Park, Odense, Denmark. Pertandingan bulu tangkis bergengsi ini diikuti oleh para pemain profesional dari seluruh dunia. Banyak cerita menarik yang terjadi selama pertandingan berlangsung.


Misalnya saja semalam, tombol alarm kebakaran terpencet (alarm palsu 😅). Sehingga mengakibatkan seluruh 'penghuni' Odense Sports Park harus dievakuasi. Meskipun awalnya dikira alarm palsu, sepertinya gempa sempat terjadi beberapa kali. Terbukti dari kamera yang bergoyang dan sempat ada evakuasi ulang.


Oh ya, kita patut berbangga karena Indonesia meraih juara umum dalam kompetisi ini. Ucapan selamat dan terima kasih untuk semua atlet dan kru yang telah berjuang mengharumkan nama bangsa di kancah internasional (👏👏👏😍). Namun, dalam hingar bingar pesta olahraga ini, pernahkah terbayang bagaimana sejarah bulu tangkis?



Dilansir dari id.wikipedia.org, ada dua  pendapat mengenai sejarah bulu tangkis. Pendapat pertama, olahraga yang dimainkan dengan kok dan raket, kemungkinan berkembang di Mesir kuno sekitar 2000 tahun lalu tetapi juga disebut-sebut di India dan Republik Rakyat Tiongkok.


Di Tiongkok, terdapat permainan yang disebut Jianzi, yang melibatkan penggunaan kok tetapi tanpa raket. Koknya dimanipulasi dengan kaki. Objektif permainan ini adalah untuk menjaga kok agar tidak menyentuh tanah selama mungkin tanpa menggunakan tangan.


Pendapat yang kedua, olahraga ini bermula di salah satu negara Eropa. Di Inggris sejak zaman pertengahan permainan anak-anak yang disebut Battledores dan Shuttlecocks sangat populer. Anak-anak pada waktu itu biasanya akan memakai dayung/tongkat (Battledores) dan bersiasat bersama untuk menjaga kok tetap di udara dan mencegahnya dari menyentuh tanah. Ini cukup populer untuk menjadi nuansa harian di jalan-jalan London pada tahun 1854 ketika majalah Punch mempublikasikan kartun untuk ini.


Penduduk Inggris membawa permainan ini ke Jepang, Republik Rakyat Tiongkok, dan Siam (sekarang Thailand) selagi mereka mengolonisasi Asia. Ini kemudian dengan segera menjadi permainan anak-anak di wilayah setempat mereka.


Olahraga kompetitif bulu tangkis diciptakan oleh petugas Tentara Britania di Pune, India pada abad ke-19 saat mereka menambahkan jaring dan memainkannya secara bersaingan. Oleh sebab kota Pune dikenal sebelumnya sebagai Poona, permainan tersebut juga dikenali sebagai Poona pada masa itu.


Para tentara membawa permainan itu kembali ke Inggris pada 1850-an. Olah raga ini mendapatkan namanya yang sekarang pada 1860 dalam sebuah pamflet oleh Isaac Spratt, seorang penyalur mainan Inggris, bertajuk "Badminton Battledore - a new game" ("Battledore bulu tangkis - sebuah permainan baru"). Ini melukiskan permainan tersebut dimainkan di Gedung Badminton (Badminton House), estat Duke of Beaufort's di Gloucestershire, Inggris.


Rancangan peraturan yang pertama ditulis oleh Klub Badminton Bath pada 1877. Asosiasi bulu tangkis Inggris dibentuk pada 1893 dan kejuaraan internasional pertamanya berunjuk-gigi pertama kali pada 1899 dengan Kejuaraan All England.


Bulu tangkis pun menjadi sebuah olah raga populer di dunia, terutama di wilayah Asia Timur dan Tenggara, yang saat ini mendominasi olah raga ini, dan di negara-negara Skandinavia.


Sedangkan di Indonesia, sejarah bulu tangkis dimulai pada tahun 1930-an. Di masa itu, cabang olahraga ini ada di bawah perkumpulan yang bernama Ikatan Sport Indonesia (ISI). Namun, bulu tangkis sempat dilupakan karena Indonesia menghadapi masa perang.


Tetapi ketika Indonesia merdeka, bulu tangkis kembali berkembang di tahun 1947. Perkembangan bulu tangkis sangat terlihat di tahun 1948 karena adanya kampanye yang dilakukan oleh Presiden Soekarno. Kala itu, kampanye “Nation Building”, yakni gerakan dalam membangun bangsa benar-benar digalakkan.


Para pelaku olahraga Indonesia tak tinggal akan hal itu. Bulu tangkis pun menjadi cabor (cabang olahraga) yang diperkenalkan dalam kampanye itu. Bahkan janji Presiden Soekarno tak main-main, yaitu menjadikan Indonesia akan sukses berprestasi tingkat dunia.


Melalui Keppres No. 263/1953, Presiden Soekarno mencanangkan Indonesia bisa berada di posisi 10 besar dunia. Tak main-main, harapan tersebut dapat diraih di tahun 1958. Ketika itu, Indonesia sukses menjuarai Thomas Cup di Singapura. Hal itu menjawab tantangan negara-negara lain yang menganggap Indonesia hanyalah tim lemah. Prestasi membanggakan itu diikuti oleh penerus-penerusnya hingga saat ini.


Demikianlah sekelumit sejarah bulu tangkis dunia dan Indonesia. Semoga bermanfaat dan ... Terima kasih 😊


Sumber data dan gambar:
https://google.com/
https://id.wikipedia.org/
https://www.romadecade.org/

Comments

  1. Menginspirasi 😆👍. Kita dulu mainnya dg sandal/buku tipis, kok nya dr kertas2 yg sudah tidak dipakai lalu diuwel2 🤣😅

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sama😂, mainnya di halaman, paling susah pas ada angin lewat 😁

      Delete
  2. Jaman kecilku dikenal dengan sebutan 'tampek-an' kudu ngantri karena jarang yang punya raket

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

#24 Penduduk Nganjuk dan Kesenian Daerahnya

#23 Bentang Alam dan Pembagian Wilayah Kabupaten Nganjuk

#25 Tujuh Belas Tempat Wisata Populer Nganjuk