Posts

Showing posts from November, 2019

Review Buku: Isa Bella, a novel by Betty Irwanti

Image
Pengunjung Galeri Nio 📖 Cinta. Satu kata berjuta cerita. Tanpanya hidup terasa hampa. Tiada daya meraih cinta tanpa kuasa-Nya. Kendati telah tertulis, tapi tak terbaca. Meski sudah ada, tapi tak kasat mata. Namun, jika waktunya tiba ... takkan ada yang bisa menunda. There is no ending when we talk about "Love". Buku yang akan saya review kali ini berdasarkan kisah nyata dua insan yang berjuang di jalan cinta, yang berliku, bercabang, panjang, dan berlubang. Persis jalan raya yang saya lewati kemarin 😅. Yap, begitulah adanya "Jalan Cinta". Novel Isa Bella: Kisah Cinta Dua Kota Dua Negara , lahir sebagai prasasti cinta dua sejoli yang terlahir sebagai pribumi. Buku bersampul foto manis dari Kak Betty dan Sang suami, Pak Jose, pasti membuat galau para jomblo-ers 😍. Tiga ratus halaman serasa tidak cukup untuk menceritakan lika-liku romansa mereka. Uji coba telah dilewati selama tujuh tahun, yang bertabur pelbagai problematika. 'Wadah Baca M

Review Buku: Klasik

Image
Pengunjung Galeri Nio 📚 Sudah baca buku apa hari ini? Nah, pada kesempatan kali ini saya ingin berbagi review tentang buku yang merupakan 'telur' dari kelas Fiksi ODOP Batch 6. Buku berjudul Klasik ini berisi beberapa genre cerita beserta penulis yang berbeda-beda. Yap, buku ini bisa disebut antologi. Klasik diterbitkan oleh Embrio Publisher, sebuah penerbit indie yang berdomain di Sidoarjo. Diluncurkan perdana bulan Oktober tahun 2019 sebagai cetakan pertama. Sampul buku ini sangat eye catching . Dominasi warna hijau dan dihiasi taburan foto benda-benda zaman dulu, sangat mempresentasikan 'Klasik' sebagai judulnya. Penulis yang mencoretkan tinta dalam buku ini berjumlah empat belas orang, antara lain: Yuliani, Lia Anelia Nuraini, Nurul Hidayah, Betty Irwanti, Silvana Devinta Sari, Isni Ngalifah, Ali Asetiah, Pebri Ika, Areumdaum, Fathin Faridah, Amieopee, Dyah Yuukita, Winarto Sabdo, Heru Sang Amurwabhumi, dan Ayu Sulistiyaning Utami. Kategori tulis

Ulasan Cerita Mimpi di Dalam Mimpinya Mimpi

Pengunjung Galeri Nio 🌻 Ini adalah tulisan kedua setelah saya resmi tergabung dalam keluarga besar ODOP. Terpaut cukup lama memang 😅. Setelah lulus, kini saya dihadapkan pada tantangan baru, higher level . Kelas Fiksi ODOP menjadi arena belajar yang baru. Rentetan tugas yang sudah dijabarkan PJ memacu adrenalin, dan ... inilah yang saya tulis untuk memenuhinya. ULASAN CERPEN NGODOP.COM KARYA ACHMAD IKHTIAR AKA UNCLE IK YANG BERTAJUK "CERITA SEORANG LELAKI YANG SEDANG BERMIMPI TENTANG DIRINYA YANG SEDANG BERMIMPI" Cerpen Uncle Ik ini dimuat pada edisi 1/I/Maret 2019. Baiklah, karena masih 'bayi' dan butuh asupan 'gizi', saya akan mengupas, eh, mengulas setiap unsur dari cerpen. Let's start! 1. Unsur Intrinsik a. Tema Tema yang diusung cukup sederhana, mimpi. Namun, mimpi yang diambil dari sudut pandang yang unik. Tokoh 'Aku' menceritakan bagaimana tingkah dirinya di dalam mimpi yang saling tumpuk, membentuk tiga lapis mimpi.

ODOP BATCH 7 2019: FOR ME

Image
Finally, ODOP BATCH 7 had reached the end. Yesterday was the last day. First, I am sorry for using English in this post, fellows. 😅. I am ... kind of missing this language. Literally, for two months this blog had been filled with Indonesian. So, I will use English today. (Just for practicing so I won't lose my 'ability' 😅) This is where I started to choose writing as my concern about now. As my movement from drawing to writing was not an easy path. I knew this community from Kopling Daily Chatting. I got some pushes to join this event to get writing skill and a tense practical experience. And, it is true. I had been forced to post everyday and execute a challenge every week, except for the last week I did seven times. Did I get bored? Yes, of course. I was so confused to pick what to write. Then when it was done ... oh my God~ terribly bad. Maybe, after this I will delete that posting. Overall, there were 8 small groups. In Batch 7, Tokyo is my small

#56 Biografi: Dewie DeAn, Sang Seniman

Image
Pengunjung Galeri Nio 🌸 Mari mengenal lebih dekat penulis hebat dari Grup Konstantinopel 😁 Nama asli Dewie DeAn, Sang seniman Aksara, di kartu keluarga adalah Dewi Mariyana. Lahir di Kota Tebing Tinggi pada hari Minggu, 11 maret 1990. Alamatnya sekarang masih numpang orang tua, di Kota Tebing Tinggi, Sumatra Utara. Selama hidup, Mbak Dewie pernah mondok beberapa bulan. Pendidikan formal yang terakhir adalah SMA, dan sekarang masih menyelesaikan study di open university Malaysia. Dewie DeAn lahir sebagai sulung dari tiga bersaudara dalam keluarga yang cukup sederhana. Motto keluarganya adalah hidup sedehana kunci kebahagiaan. Tidak berlebih-lebihan ketikapun ada sesuatu yang lebih. Orang tua Mbak Dewie adalah seorang pensiunan kontraktor. Berangkat dari kultur keluarga yang memegang prinsip sederhana. Mbak Dewie DeAn pun memiliki motto hidup "Sederhana kunci kebahagiaan, sederhana tapi memesona". "Karena dalam hidup tidak ada yang benar-benar milik kita

#55 MTBJDT: Bagian 6 VIP (End)

Image
Bagian 6: VIP Rembulan bersimbah darah malam ini. Cantik sekali. Aku duduk bersandar di atas kursi goyang yang berderit merdu di teras balkon. Kunikmati ketenangan kelam sambil menyesap jus merah yang kental dan segar. Ping Sebuah tanda pesan masuk membangunkan laptop yang tengah terlelap. Meski nama dan nomor pengirim tidak tercantum, aku tahu betul dari mana pesan ini berasal. [Hapus PRETEL! Kode: 3 tangkai bunga putih. DP3M-PP5M.] " Waow! Fastastic! " Dan seperti biasa, pesan musnah dalam 3 detik. Untuk memastikan pelobi, aku mengecek saldo rekening bank. " Nice! " Aku tidak bisa menahan mekarnya senyuman di bibir. Segera saja aku berselancar mencari informasi tentang hal tersebut. Kesepuluh jemari beradu cepat dengan detak jam dinding. Ketukan demi ketukan seakan menjalin nada dan irama yang sempurna. " Gotcha! " PRETEL. Proyek Rekonstruksi dan Efisiensi Taman untuk area Ekonomi Lanjutan adalah rencana rahasia sebuah pihak sw

#54 MTBJDT: Bagian 5 Fatal

Keempat petugas polisi duduk mengelilingi satu meja. Netra mereka lekat memandangi empat ponsel, delapan lembar foto, dan setumpuk kertas. Hanya terdengar deru napas dan gumaman yang samar. "Gila!" Brian menggebrak meja. "Bagaimana bisa bukti sepenting ini datang lewat kurir dari pengirim anonim?" Keempat ponsel tersebut terbukti milik keempat korban. Petugas Lilis dan Ayu sudah mengonfirmasi serta mencetak daftar panggilan yang tersimpan maupun yang dihapus. Pesan singkat undangan resital juga ada. "Bagaimana cara melaporkannya pada Pak Wachid?" Lutfi mengernyitkan dahi. Kepalanya miring ke kiri dan kedua lengannya dilipat di depan dada. "Kalau jujur, bukannya malah dipuji malah akan digetok pakai sol sepatu." "Apa kita harus mengarang indah?" Ayu melihat ke arah Brian. "Kalau ketahuan, bisa kena sanksi disiplin kita." Dengan mengambil risiko diomeli Komisaris Wachid, Brian dan Lutfi melaporkan dengan sebe