#26 Kuliner Nganjuk dan Fakta Dibalik "Kota Angin"

Pengunjung Galeri Nio 🌻

Hari ini kita sampai di penghujung "Seri Info Nganjukku". Dalam tulisan kelima ini, saya akan mengajak Pengunjung menikmati kuliner khas Nganjuk serta menelisik fakta dibalik julukan "Kota Angin".

Setelah berwisata keliling Nganjuk sekarang waktunya ... makan. Berburu kuliner khas adalah hal wajib agar bisa mengenali lidah warga setempat. Baiklah, sekarang mari mengosongkan perut dan mulai membayangkan rasanya yang nikmat.

1. Nasi Becek
Nasi becek atau Sego becek telah ada sejak zaman Belanda sekitar tahun 1915 hingga sekarang, bentuknya mirip dengan kari kambing. Isi dari nasi becek nyaris serupa dengan soto babat, namun daging yang digunakan adalah daging kambing, yang setiap porsi diberi beberapa potong dadu atau irisan. Tidak lupa diberi irisan-irisan bawang merah atau bawang bombay yang menambah kelezatan.


Nasi becek sangat mudah ditemui. Biasanya orang ramai makan nasi becek pada waktu makan siang.


2. Dumbleg


Kali pertama melihat wujudnya, saya kira Pudhak, makanan khas Gresik. Namun, ternyata berbeda. Dumbleg mempunyai rasa manis legit dan mempunyai bentuk panjang seperti lontong. Nama Dumbleg memang jarang didengar dan kurang populer di kalangan masyarakat luar jawa. Dumbleg adalah sejenis dodol yang dibuat dengan bahan tepung ketan, gula jawa, dan santan kelapa kemudian dibungkus dengan pelepah jambe.


Dumbleg sudah jarang dan tidak mudah untuk menemukan makanan khas Nganjuk ini, hanya ada beberapa warung makan saja yang menyediakannya.


3. Nasi Pecel Nganjuk
Nasi pecel Nganjuk ini sedikit berbeda dengan nasi pecel yang tersedia hampir di seluruh kota di Jawa Timur, yaitu adanya kulupan kembang turi. Nasi pecel sendiri sangat mudah ditemukan apalagi di pagi hari, karena biasanya nasi pecel dijadikan sebagai sarapan. Bahkan bukan hanya sarapan, nasi pecel pun bisa didapatkan dari subuh hingga dini hari. Apalagi saat bulan puasa, kita bisa sahur serta berbuka dengan pecel selama sebulan penuh.


4. Nasi Tumpang
Nasi tumpang juga menjadi salah satu makanan khas Nganjuk, nasi yang dihidangkan dengan kulup yang diselimuti sambal tumpang yang terbuat dari tempe "busuk" (tempe difermentasikan) yang dimasak dengan bumbu lain yang rasanya gurih dan pedas.


5. Kerupuk Pecel

Kerupuk pecel adalah kerupuk bakar atau kerupuk upil yang dicampur dengan sayuran yang terdiri dari capar (tauge), bayam, bung (rebung), kenikir, mbayung (daun kacang) dan kacang panjang yang kemudian di siram dengan bumbu pecel.


6. Tepo Mbah Umbruk
Makanan khas Nganjuk selanjutnya adalah Tepo Mbah Umbruk, namanya agak asing dan jarang terdengar, nama aslinya adalah Tepo, mbah umbruk hanya sebutannya saja. Tepo Mbah Umbruk mirip dengan lotong yang bungkusnya terbuat dari daun pisang yang membentuk kerucut dan sedikit miring.


Dalam penyajian atau hidangannya tepo tahu dicampur dengan bumbu lain, seperti sayur kacang panjang yang hanya diambil isinya saja, kacang tolo dan bumbu penyedap lainnya.


6. Onde-Onde Ketawa

Onde-onde ketawa atau onde-onde njeblos, semacam onde-onde tetapi tidak berisi. Berbentuk seperti bola yang ditaburi wijen. Bagian tengahnya atau sebagiannya terbuka jadi terlihat seperti kembang disinihlah letak keunikannya. Onde-onde ini sangat cocok untuk perbekalan jika bepergian karena dapat mengisi dan mengganjal perut yang lapar.


7. Kerupuk Bakar/Kerupuk Upil


Kerupuk upil/bakar adalah kerupuk yang berukuran kecil, makannya dinamakan kerupuk upil. Disebut kerupuk bakar karena proses pemasakannya yang unik, yaitu digoreng menggunakan pasir yang dipanaskan. Seolah dibakar. Rasanya sangat gurih. Selain dinikmati langsung, biasanya kerupuk ini disajikan bersama sambal pecel kering (tanpa dilarutkan dengan air).



Nah, sambil mencerna kuliner khas Nganjuk yang sudah disantap, mari kita mengulik fakta.


Gelar Nganjuk adalah Kota Bayu atau Kota Angin. Secara kasat mata sangat jelas mengapa Nganjuk menyandang gelar tersebut. Hembusan angin sangat kencang dan dalam selang waktu yang lama. Namun, mengapa bisa seperti itu? Mari ikuti penelisikan ini.


Diawali dengan apakah angin itu? Angin adalah udara yang bergerak. Pergerakan terjadi karena adanya perbedaan tekanan udara di wilayah satu dengan wilayah lainnya. Secara lebih terstruktur, proses terjadinya angin ini melibatkan 3 langkah khusus, yaitu:


1. Terjadinya perbedaan penyinaran oleh panas matahari


Matahari yang memancarkan sinarnya tidak bisa menyinari dengan intensitas penyinaran yang sama antara satu tempat dengan tempat yang lainnya. Pastilah ada perbedaan di beberapa wilayah atau tempat. Nah, perbedaan radiasi atau cahaya matahari inilah yang menjadi dasar terbentuknya angin.


2. Terjadi pengembangan udara atau pemuaian udara


Pada daerah yang mendapatkan sinar matahari yang lebih banyak, udara akan mengalami pengembangan atau pemuaian, sehingga mempunyai tekanan yang lebih rendah dibandingkan dengan daerah yang hanya mendapatkan sedikit sinar matahari. Karena terjadinya pemuaian udara atau pengembangan udara ini, maka terjadi perbedaan tekanan udara diantara kedua daerah atersebut.


3. Terjadinya gerakan udara


Udara yang berada di daerah dengan tekanan lebih tinggi akan bergerak menuju daerah yang mempunyai tekanan udara lebih rendah. Sehingga dapat dikatakan bahwa angin akan berhembus dari wilayah bersuhu dingin menuju daerah bersuhu panas. Dan inilah akhir dari proses terjadinya angin, dan terbentuklah angin.


Proses tersebut terjadi secara berurutan tanpa ada satu yang terlewati.


Wilayah Nganjuk memiliki daerah pengunungan yang luas, sehingga makin luas pula area yang bersuhu dingin. Maka secara otomatis udara yang digerakkan akan semakin banyak dan kuat. Hembusan angin yang kuat bisa bertahan selama berhari-hari. Bahkan pada hari-hari tertentu bisa sehari semalam tanpa ada pengurangan kecepatan.


Musim kemarau adalah masa yang paling banyak anginnya. Seperti saat ini, duduk sambil menulis di ruang tamu, suara siulan angin terdengar sangat jelas. Suara itu menggambarkan betapa cepat dan kuat angin yang melintas di luar rumah. Bahkan hembusan angin di area rumah saya bisa mematahkan tiang bendera yang berbahan bambu dan baja ringan. Terkadang jika angin sangat cepat, kuat, dan terdengar menakutkan, sempat terlintas dalam pikiran untuk mengukurnya dengan anemometer (alat pengukur kecepatan angin).


Baiklah. Dengan ini berakhirlah perjalanan menulis tentang "Seri Info Nganjukku".


Bagaimana dengan Pengunjung? Apakah sudah mengenali dengan jelas tanah tempat tinggalnya? Lihatlah! Kenalilah! Agar bisa menyayangi dan menjaga tanah tersebut.


Semoga tulisan ini bermanfaat bagi Pengunjung dan juga sebagai sumber refensi seputar Kabupaten Nganjuk.


Terima kasih.

Comments

  1. Aku suka krupuk upil, pecelnya, sama sambel tumpangnya, tiap ibu nertua ke nganjuk pasti nitip krupuk upilnya 😍😍

    ReplyDelete
  2. Dumbleg ini yg saya belum pernah. Makanan Nganjuk sama Jombang itu 11 : 11,1 kan mbk :D

    ReplyDelete
  3. Penasaran sama sego becek😊 dumbleng aku pernah makan dulu pas masih tinggal di Bekasi, kebetulan tetangga kontrakan orang Nganjuk

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aq agak ragu nyicip nasi becek, πŸ˜… takut bau embek

      Delete
  4. Kok kek disetiap daerah di Jatim ada ya?πŸ˜…

    ReplyDelete
    Replies
    1. Namanya jg serumpun, penduduknya jg suka pindah2 πŸ˜‚

      Delete
  5. Replies
    1. 😁 asal g jadi laper, it's okey

      Terima kasih πŸ™πŸ˜Š

      Delete
  6. πŸ‘πŸ˜Šfavorit semua ini, kecuali becek πŸ˜‚πŸ€£

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

#24 Penduduk Nganjuk dan Kesenian Daerahnya

#23 Bentang Alam dan Pembagian Wilayah Kabupaten Nganjuk

#25 Tujuh Belas Tempat Wisata Populer Nganjuk