Posts

Showing posts from December, 2019

Cerpen: Tongkat Api

Image
Pengunjung Galeri Nio 🐈 Hari ini saya akan menampilkan sebuah cerpen yang terinspirasi kisah dalam novel Laut Bercerita karya Leila S. Chudori. Latar belakang cerita ini adalah peristiwa 1998. Cerpen ini sekaligus sebagai tugas Reading Challenge ODOP yang keenam.  Selamat membaca 😊 ☕ ☕ ☕ TONGKAT API Layar cembung berkedip-kedip dalam ruangan gelap. Menyinari deretan gigi yang ditampakkan dalam seringai. Tangan berbulu bersandar di bantalan lengan, menopang dagu tajam yang ditumbuhi jenggot tipis. Mimik wajahnya seolah berkata “Aku Puas!”.  Sesekali ia menyeruput kopi hitam yang bersanding dengan asbak di meja. Kepul asap rokok menyembul dari celah kedua bibir hitamnya. Lelaki yang hanya mengenakan kaos dalam da celana kolor itu menyandarkan punggung.  “Kata orang ‘Cinta ditolak dukun bertindak’. Cih, basi! Gue lebih sakti dari dukun!” Lelaki bertubuh gempal itu masih menikmati tayangan berita yang berulang-ulang di televisi. Seakan menikmati maste

Novel The Moor: Inggris dan Teh

Image
Pengunjung Galeri Nio ☕ Tugas RC ODOP 6 kali ini adalah membahas perbedaan dan persamaan antara budaya atau tradisi di Indonesia dan negeri asal novel; atau negeri dalam novel. Novel yang sudah saya selesaikan membaca hari ini bertajuk Serial Mary Russell dan Sherlock Holmes: The Moor. Penulisnya adalah Laurie R. King. Seorang wanita yang lahir 19 September 1952 di Oakland, California, Amerika Serikat. Beliau meraih berbagai penghargaan untuk novel-novelnya yang luar biasa. Baiklah, mari kita mulai pembahasannya. Novel The Moor mengisahkan sebuah kasus misteri di sebuah tanah rawa di Inggris Raya. Tokoh utamanya adalah Mary Russell. Perempuan muda berusia sekitar 25 tahun. Russell terseret ke dalam kasus ini “berkat” suaminya—Sherlock Holmes. Dengan perasaan terpaksa, Russell menuruti permintaan—yang lebih seperti perintah—sang suami untuk menemuinya di Dartmoor. Kisah bergulir dinamis dan menegangkan. Kasus pembunuhan yang berselimut legenda urban masyarakat tan

Ulasan Cernak: Ingin Jadi Penyanyi Terkenal

Image
Pengunjung Galeri Nio 👼 Dunia yang paling berwarna adalah dunia anak. Mengapa? Karena pada masa itu imajinasi bergerak bebas tanpa dibatasi ruang. Semangat dan keceriaan meledak-ledak kapanpun dan di manapun. Namun, tidak serta merta sebagai orang tua atau yang lebih dewasa membiarkan begitu saja kebebasan mereka. Tugas kita adalah menjaga agar imjinasi mereka tidak menimbulkan luka ataupun bahaya di dunia nyata.  Salah satu cara untuk menjaga anak-anak adalah memberikan bacaan yang baik dan cocok dalam mendukung tumbuh kembang mereka. Melalui membaca mereka bisa mengalami sebuah peristiwa yang secara tidak langsung akan memberi sugesti dalam mengambil sebuah keputusan. Di sinilah peran kita untuk memilihkan bacaan yang cocok untuk anak di setiap usia perkembangan. Tugas Kelas Fiksi ODOP kali ini adalah mengulas Cerma (Cerita Remaja) atau Cernak (Cerita Anak). Setelah bingung menentukan yang mana, akhirnya pilihan saya jatuh pada cernak. Semakin langkanya cernak menjad

Ulasan Cerpen Hisfic: Palu Arit di Rowolingi

Image
Pengunjung Galeri Nio Masa kini tidak akan ada tanpa masa lalu. Sejarah akan selalu mewarnai hari-hari di masa sekarang. Peristiwa masa lalu sering diabadikan untuk sekadar mengenang ataupun memang sengaja disimpan untuk menjadi panduan masa depan.  Pada tulisan kali ini, saya akan mengulas sebuah cerpen Fiksi Sejarah karya Pak Heru Sang Amurwabhumi yang mengangkat kisah kelam di masa pascapemberontakan PKI. Sebuah cerpen yang bertajuk " Palu Arit di Rowolingi ", dimuat dalam buku antologi "Klasik" buah pikiran Komunitas One Day One Post pada halaman 265. Cerita dalam cerpen ini berkisah tentang seorang perempuan—lebih tepatnya seorang istri—yang bernama Sundari. Ia harus merasakan imbas dari nila yang dituang suaminya, Tedjo, yang menjadi anggota Pemuda Rakyat sebelum meninggal. Sundari menjadi tahanan politik di Plantungan . Mengalami bermacam penyiksaan yang tidak pantas diterima oleh seorang perempuan baik-baik. Menurut penangkapan saya, tema yang

Christopher "Robin" Creighton

Image
Pengunjung Galeri Nio Tahun 2015, saya berkesempatan mengunjungi Kampung Ilmu di Jalan Pemuda, Surabaya. Di sanalah saya menemukan buku ini, The Paladin karya Brian Garfield. Buku setebal 500 lebih halaman ini mengisahkan seorang anak yang menjadi mata-mata Inggris pada Perang Dunia II. Dalam tulisan kali ini, saya akan mengulas sosok sang prajurit tanpa medali, Christopher "Robin" Creighton . Christopher bukanlah nama sebenarnya. Nama tersebut diberikan oleh Brian, sang penulis. Namun, hampir seluruh cerita yang disampaikan adalah nyata dan benar adanya. Keingintahuan Christopher kecil—10 tahun—membuatnya tidak sengaja bertemu tuan tanah tempat rumahnya berdiri. Winston Churcill. Bocah pemberani anggota Pandu Laut tersebut awalnya tidak menyukai pria tua gendut tersebut. Namun seiring waktu yang ia habiskan selama liburan sekolah, keakraban mulai terjalin. Christopher kecil selalu sukses membuat Tigger—panggilan Mr. Churcill—kesal sekaligus kagum pada keberania