#9 Para Pengabdi Cinta

Pengunjung Galeri Nio. Dalam kehidupan di dunia ini secara sadar atapun tidak, sebenarnya kita mengabdikan diri pada sesuatu. Pengabdian tersebut umumnya muncul karena ada rasa cinta atau takut. Dalam artikel ini, yang aka dibahas adalah pengabdian karena cinta.



Sebagian orang, tanpa tahu arti kata pengabdi, mengklaim bahwa dirinya adalah seorang pengabdi yang sejati. Padahal, pengabdi adalah orang yang menjadi bawahan, pelayan, atau budak. Derajat yang begitu rendah bukan?


Rendahnya derajat seorang pengabdi membuatnya harus bersikap tunduk pada sang majikan. Tidak boleh ada sangkalan pada perintahnya. Tugas yang diberikan pun harus diselesaikan sebaik mungkin. Oleh karena begitu kompleksnya tugas seorang pengabdi, kita harus jeli memilih siapa yang akan dijadikan majikan.


Tentu saja, dari semua kandidat yang ada, hanya satu yang patut dijadikan majikan, yaitu Allah SWT. Sang Maha Pencipta. Kedudukan-Nya sebagai Tuhan adalah kriteria yang sempurna.


Namun, ternyata tidak semudah membalik telapak tangan jika ingin menjadi pengabdi-Nya. Banyak aral rintangan yang harus dilewati dan dihadapi, yang menjadikan kita berbelok bahkan berpaling dari-Nya.


Dalam kitab Al Hikam dan Nazatul Majalis, Syekh Sirri As Shidqi (wafat 251 H) menuturkan bahwa beliau pernah bermimpi bertemu Allah SWT. Dalam mimpi tersebut, beliau diberi tahu bahwa ketika Allah SWT. menciptakan makhluk, semua makhluk berjanji mencintai Allah, menjadi abdi Allah. Menjadi hamba Allah.


Sebagai perumpamaan, jumlah makhluk yang diciptakan adalah 10.000.


Namun ketika Allah menciptakan dunia, 90% abdi lari. Mereka berganti mencintai dunia. Tidak mencintai Allah lagi. Tersisa 10% yang mencintai Allah. Dari 10.000, tersisa 1.000 hamba.


Saat Allah menciptakan surga dengan segala kenikmatannya, 90% dari sisa abdi lari lagi, berganti mencintai surga. Dari 1.000, berkurang hingga 100 hamba.


Kemudian setelah Allah membuat sedikit bencana dan siksa, baik itu bencana dunia, siksa kubur, dan siksa akhirat. 90% dari 100 lari lagi, berganti mencintai keselamatan. Tersisa sepuluh hamba.


Kesepuluh hamba setia ini pun ditanya, "Kalian tidak ingin dunia?"


"Tidak," jawab mereka.


"Kalian tidak ingin surga?"


"Tidak," jawab mereka.


"Kalian tidak ingin selamat neraka?"


"Tidak," jawab mereka.


"Apa yang kalian inginkan?"


"Hanya Engkau, ya Allah," jawab mereka.


Inilah mereka yang terpilih. Namun, tidak serta merta mereka langsung dicintai Allah. Justru mereka akan diuji dengan sabar dan ridha secara terus menerus.


Sabar. Tabah mengadapi ujian tanpa ada keluhan. Tahan, tidak lekas marah dan putus asa.


Sedangkan ridha, merasa suka rela dan senang. Menikmati ujian dan cobaan yang sedang dihadapi.


Jika lulus dalam ujian tersebut, maka mereka akan dicintai Allah. Dan inilah derajat yang paling tinggi.


Nah, sekarang coba kita raba hati masing-masing. Siapakah yang kita cintai hingga rela menjadi pengabdinya? Siapkah kita menjadi pengabdi cintanya hingga akhir?





Comments

  1. Semoga kita bisa mjd pengabdi cintaNya, aaamiiin

    ReplyDelete
  2. Replies
    1. Mantan mah biarkan lewat n jd spion kenangan πŸ˜‰

      Delete
  3. Apa daya saya yang pernah menduakan cintaNya 😭😭

    ReplyDelete
    Replies
    1. Gpp, masih ada 🎡 kesempatan kedua 🎢😊

      Delete
  4. Masya Allah, Makasih Mba Nio selfreminder nih ��

    ReplyDelete
  5. Tulisan yang berisi untuk mengiterasi diri. Luar biasa.

    ReplyDelete
  6. Ringan namun sarat makna. Langsung berkaca diri ini

    ReplyDelete
  7. Judulnya Jadi inget pilem apa gitu, yang belum Edel tonton jg karna horror 🀭🀭

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

#24 Penduduk Nganjuk dan Kesenian Daerahnya

#23 Bentang Alam dan Pembagian Wilayah Kabupaten Nganjuk

#25 Tujuh Belas Tempat Wisata Populer Nganjuk