#15 Review Novel: Dewey, Si Kucing Pespustakaan

Pengunjung Galeri Nio 🌹


Cinta dan kasih sayang adalah obat paling mujarab di dunia. Segala macam penyakit, baik jasmani atau rohani, perlahan akan disembuhkan olehnya. Bukan hanya dari sesama manusia, perasaan tersebut pun bisa terlahir dari hubungan batin dengan makhluk Allah yang lain.


Pada Mei 2013, saya sedang berada di Surabaya untuk menghadiri acara pernikahan teman. Sebelum pulang, saya sempatkan mampir di sebuah pasar buku. Setelah berkeliling dan membeli beberapa buku, pandangan saya terpatut pada sebuah rak buku di sisi lain pasar. Novel bergambar sampul kucing ini, langsung menarik perhatian saya.


Jujur saja, netra saya ini sangat sensitif dengan kehadiran sosok imut nan lucu makhluk yang bersuara 'meong' ini 😍. Sesuai prinsip saya dalam urusan buku, langsung baca bagian sinopsis di sampul belakang. Sinopsis yang begitu memikat membuat auto jatuh cinta. Langsung saja saya beli dan bawa pulang.


Berawal dari seekor anak kucing buangan, yang dimasukkan ke dalam kotak pengembalian buku sebuah perpustakaan kecil oleh orang tak dikenal, pada malam terdingin di Spencer, Iowa. Dia pun menjelma menjadi kucing kesayangan seluruh dunia. Bahkan dia sempat menjadi bintang utama film pendek yang diproduksi oleh sebuah perusahaan dari Jepang. Namun sayangnya, data rekaman film tersebut sangat sulit bahkan mustahil ditemukan saat ini.

Novel Dewey mengangkat kisah nyata Vicki Myron sang direktur perpustakaan dan Dewey si kucing. Buku setebal 400 halaman ini memuat kisah-kisah lucu, mengharukan, serta menginspirasi pembacanya agar selalu berpikir positif dalam menghadapi segala kesulitan hidup. Ditulis oleh Vicki Myron dan Bret Witter. Diterbitkan pertama kali tahun 2008 oleh Grand Central Publishing Newyork.


Novel ini diterjemahkan oleh PT. Serambi Ilmu Semesta Jakarta dan dicetak oleh PT. Ikrar Mandiriabadi Jakarta. Cetakan pertama hingga ketiga pada 2009, cetakan keempat pada tahun 2010. Dengan dominasi warna merah pada sampul, sungguh sangat serasi dengan warna bulu Dewey pada foto.


Buku ini sudah saya baca sebanyak dua kali. Tingkah Dewey yang menggemaskan selalu sukses membuat tertawa. Namun tetap saja, setiap selesai membaca hingga bagian terakhir, air mata yang merembes sejak beberapa bab terakhir tak kunjung reda. Sulit sekali bernapas melalui hidung. Begitu dalam perasaan yang dituangkan dalam tiap tulisan dalam buku ini. Jika saja kualitas kertas sedikit lebih baik, maka novel ini akan sempurna.


Buku ini wajib dimiliki oleh semua orang, terutama pecinta kucing. Setiap kisah di dalamnya akan mengajarkan kita bahwa sesulit apapun kondisi yang dihadapi, pasti ada hal positif yang menyertainya.


Terima kasih 😊








Comments

  1. Inspiratif sepetinya ya, isi bukunya...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya Kak, bgt... Apalagi dr sisi Vicki Myron-nya 😊

      Delete
  2. dulu aku pernah hampir baca buku ini. jadi penasaran bagaimana isinya. terima kasih sudah tulis ulasannya.

    ReplyDelete
  3. Pengen baca jadinya πŸ˜†πŸ˜†

    ReplyDelete
  4. nanti aku mau coba baca ah. Lumayan keknya untuk pecinta hewan sepertiku

    ReplyDelete
  5. Banyak pelajaran yang bisa diambil dari binatang, tentang perjuangan, semangat, dan lain sebagainya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Dari sisi Vicki Myron jg Kak, sama2 salut 😍

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

#24 Penduduk Nganjuk dan Kesenian Daerahnya

#23 Bentang Alam dan Pembagian Wilayah Kabupaten Nganjuk

#25 Tujuh Belas Tempat Wisata Populer Nganjuk