#2 Menu Komplet

Apa ada yang berpikir saya akan menulis tentang makanan?


Maaf, yang akan saya bahas tidak akan berbau kuliner sama sekali. Saya ingin berbagi sebuah pemikiran yang muncul ketika sedang menyimak siaran radio.

Kembali ke dasar. Manusia. Makhluk paling komplit yang pernah diciptakan. Bukan hanya dari segi morfologi alias tampilan luar tapi juga fisiologi, tampilan dalam. Tampilan dalam yang dimaksud bukan secara genetika melainkan mana atau jiwa.


Dalam jiwa manusia bersemayam tiga hal. Tiga hal yang sengaja ditanamkan oleh Allah untuk mengetahui manusia mana yang bisa lulus ujian hidup dengan hasil gemilang. Yang kelak bisa berada di sisi terdekat Sang Pencipta.

Apa sajakah tiga hal tersebut?

Yang pertama adalah akal.

Seperti halnya malaikat, manusia dianugerahi akal. Akal menjadi gawai penting dalam menjalani kehidupan. Bukan hanya otak yang berakal, jiwa pun memiliki akal sendiri. Namun seperti halnya mesin, akal tidak akan berfungsi jika tidak diisi bahan bakar.


Memang akal butuh bahan bakar?

Iya. Bahan bakar akal agar bisa berfungsi dengan baik adalah dengan menimba ilmu. Melalui ilmu, akal bisa mengarahkan manusia ke jalan yang terbaik untuk menjalani perannya dengan sebaik mungkin. Tanpa ilmu, akal akan tersesat dan menghilang karena kalah saing dengan dua hal lain di dalam jiwa manusia.

Yang kedua adalah nafsu.

Sejatinya, nafsu adalah sifat setan. Sifat ini bisa menjauhkan manusia dari melaksanakan tugas yang sebenarnya, yaitu beribadah. Bahkan dalam keadaan ketika nafsu yang merajai jiwa manusia, maka dia bisa melupakan Tuhannya.


Nafsu dapat dikategorikan menjadi tujuh sifat berbeda, yaitu sombong, tamak, iri, marah, birahi, rakus, dan malas. Tujuh sifat tersebut paling berbahaya dan mematikan yang bisa menjatuhkan derajat manusia. Baik di hadapan sesama manusia dan pastinya di hadapan Allah.

Lain halnya jika akal mampu mendominasi nafsu. Akal akan mengarahkannya ke kanan, arah yang positif. Akal akan menenggelamkan nafsu yang tidak bermanfaat dan memanfaatkan nafsu yang memiliki potensi untuk memberi keuntungan dunia akhirat.

Yang ketiga adalah syahwat atau keinginan.

Syahwat atau keinginan disematkan Allah kepada binatang dan manusia. Keinginan ini meliputi kebutuhan yang sederhana untuk hidup, yaitu makan, minum, tidur, kawin, dan buang air (besar dan kecil). Binatang yang hanya berkutat dalam lingkaran syahwat tersebut sangatlah wajar. Namun, jika ada manusia yang hanya melakukan hal tersebut, bukankah dia pantas disebut binatang? Bahkan derajatnya berada di bawah binatang.

Mengapa?

Karena binatang memang diciptakan seperti itu dan mereka memiliki cara tersendiri untuk selalu mengingat Sang Maha Pencipta. Namun, bagaimana dengan manusia? Apakah ada jaminan selalu mengingat Tuhan?


Kekompletan manusia menuntut adanya sopir atau pengendali yang dipilih dari salah satu penumpang jiwa. Ketika akal yang duduk di kursi pengendali, maka manusia, pada puncaknya, dapat melebihi kemuliaan malaikat. Apabila nafsu berada digarda depan, maka manusia lebih rendah dari setan. Karena lebih rendah, secara otomatis manusia menjadi anak buah setan. Kala syahwat/keinginan memimpin, maka manusia akan lebih hina dari binatang.

Setelah mengetahui dan mengenal para penumpang jiwa kita sebagai manusia. Tentunya kita harus bijak memilih mana dari ketiga hal tersebut yang akan selalu menjadi sang pemimpin. Tidak ada kata terlambat memilih sopir sebelum sampai pada terminal terakhir.

Semoga petunjuk dan pertolongan Allah selalu menyertai kita.

Salam literasi!

Comments

  1. Maka dari itu hati2 pilih sopirnya jangan sampai salah tujuan 💪😊

    ReplyDelete
  2. Berarti sopir yang bisa menyelamatkan itu, akal nafsu dan syahwat yang digiring untuk mengikuti aturan-Nya ya. :)

    ReplyDelete
  3. Sudah pasti semuanya berguna tetapi harus di setir oleh keimanan dan pengetahuan.
    Kebanyakan sekarang kan Ilmu sudah ada, akal apalagi ditamabah nafsu dan syahwat tanpa dilandasi iman justru semakin hebat melakukan tindakan maksiat

    Layaknya para koruptor sudah pasti orang berilmu dan berakal kan?
    Tapi kok masih seperti itu.


    Mantap.. Tulisan yang cukup remeh tapi jarang dibahas.
    Terimakasih ini membuka pikiran jauh lebih dalam lagi memahami dari 3 unsur tersebut.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Klo para koruptor ... hanya berilmu, tp tak berakal, hehe menurutq 😁

      Delete
  4. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalimat, namun bagaimana dengan manusia? Apakah ada jaminan selalu mengingat Tuhan. 😭😭😭 tersentuh.

      Delete
    2. Iya Kak, kalimat itu jg sbg cambuk bagiku 😢

      Delete
  5. terima kasih sharingnya.. mari berhati2 memilih, yg pasti harus seimbang..

    ReplyDelete
  6. Terus semangat untuk menulis dan jadikan jalan untuk menebarkan manfaat.

    ReplyDelete
  7. mantap mbak ni. Mungkin suatu hari konten pembahasan ini bisa diperluas dengan sisipan paradoks : manusia berhati binatang vs binatang yang bisa lebih mulia dan perasa dari manusia

    ReplyDelete
    Replies
    1. Boljug nih sarannya, in syaa Alloh kuusahakan 😊

      Delete
  8. Dzikir dan istighfar adalah nutrisi yg dibutuhkan jiwa² yg hidup

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

#24 Penduduk Nganjuk dan Kesenian Daerahnya

#23 Bentang Alam dan Pembagian Wilayah Kabupaten Nganjuk

#25 Tujuh Belas Tempat Wisata Populer Nganjuk