#12 Bedah Puisi Angin Buritan

Pengunjung Galeri Nio.


Masih ingat tidak dengan puisi Angin Buritan yang saya terbitkan Jumat pekan lalu?

Nah, kali ini saya akan membedah puisi tersebut dari sisi diksi, agar maksud dan tujuannya dapat diketahui.
Baiklah! Ayo kita mulai!


(1) Judul


Angin Buritan
-> Angin adalah udara yang bergerak.
-> Buritan berarti bagian belakang.


(2) Bait Pertama


Suka duka
-> Dua rasa berlawanan yang muncul.


Hilang temu
-> Dua kondisi berlawanan yang terjadi.


Sungut tawa
-> Dua ekspresi berlawanan yang diperlihatkan.


Lega kalut
-> Dua perasaan berlawanan yang tersisa dalam hati.


Apalah arti semua itu
-> Penegasan untuk empat pasang kata berantonim sebelumnya.


(3) Bait Kedua


Dilema abadi flatulensi
-> Dilema yang terus terulang berkenaan dengan flatulensi.
-> Flatulensi: sebutan ilmiah untuk gas buang proses pencernaan (kentut).


Seringnya dianggap basi
-> Basi: dianalogikan segala sesuatu yang basi itu berbau tidak sedap.
-> Angin buangan ini sering dianggap berbau, padahal tidak semuanya.


Kadang merusak suasana hati
-> Karena pemikiran tersebut, membuat rusak suasana hati orang yang mendengar suara atau kebetulan mencium baunya.


Di manapun berada dijauhi
-> Siapapun yang mendengar atau mencium pasti segera menghindar.


Karena membuat frustasi
-> Reaksi normal jika mendapati gas buang adalah menutup hidung atau bertanya siapa pelakunya. Namun dalam beberapa kasus, ada yang marah sampai memukul orang yang dianggap tersangka utama.


(4) Bait Ketiga


Bukan terpidana yang harus dibui
-> Dibui atau dipenjara yang dimaksud adalah diisolasi dari lingkungan.


Namun mengapa selalu dihakimi?
-> Gas buang selalu dicap berbau busuk dan menjijikkan.


Namun mengapa selalu dirundungi?
-> Kata-kata hinaan sering disematkan pada orang yang membuang gas.


Ia tercipta secara alami
-> Gas buang merupakan proses alami tubuh.


Sama seperti anak sendiri
-> Oleh karena dikeluarkan dari dalam tubuh, bisa diibaratkan anak/bayi yang dilahirkan.



(5) Bait Keempat


Kehadirannya adalah pertanda
-> Gas buang yang keluar adalah tanda normalnya kerja sistem pencernaan.


Adanya siklus dalam raga
-> Ada proses yag terjadi dalam tubuh.


Tercipta sarat makna
-> Misalnya setelah pasca operasi di daerah perut, maka gas buang adalah tanda sistem pencernaan telah kembali normal.


Dari kebiasaan kita
-> Kuantitas dan kualitas gas buang bergantung pada bagaimana cara serta apa yang yang kita makan. Semakin cepat melahap makanan, maka semakin banyak udara yang masuk ke dalam tubuh. Konsumsi makanan berprotein tinggi berpotensi meningkatkan ketajaman aroma gas buang.


Dalam hidup di dunia
-> Gas buang hanya dihasilkan oleh makhluk hidup.


(6) Bait Kelima


Angin haluan bercampur gelembung
-> Udara yang masuk melalui hidung dan mulut akan berakumulasi dengan gelembung gas yang dihasilkan dari proses pencernaan di dalam usus.


Buih-buih bergulung-gulung
-> Senyawa baru yang terbentuk akan terus bergerak.


Mengalir dalam rongga tak buntung
-> Melewati rongga usus yang sambung menyambung.


Selayak awan yang membumbung
-> Karena memiliki massa jenis yang ringan.


Tertiup angin hingga ujung
-> Terus bergerak hingga ujung sistem pencernaan.


(7) Bait Keenam


Angin haluan sampai di buritan
-> Gas residu pencernaan sampai di rektum.


Bergumul hebat dalam tekanan
-> Kuantitas yang banyak meningkatkan tekanan.


Mencari celah kecil kebebasan
-> Tekanan tinggi yang dihasilkan akan merangsang saraf-saraf anus agar terbuka.


Beruntung jika pintu harapan
-> Celah yang dihasilkan terkadang sempit, tapi bisa juga lebar.


Lantang lirih dalam alunan
-> Tinggi rendahnya bunyi yang dihasilkan bergantung pada tekanan dalam rektum dan ukuran celah yang terbuka pada anus.
*
*
*
Cukup sekian yang dapat saya sampaikan. Semoga artikel ini bermanfaat.


Silahkan tinggalkan komentar tentang apa yang pengunjung pikirkan atau perasaan yang muncul setelah membaca artikel ini.
Terima kasih. 😊

Comments

  1. Dapat diksi diksitentang kentut xixixix

    ReplyDelete
  2. Masyaa Allah, bahkan kentut bisa diambil hikmahnya dengan cara se-elegan ini ya, Kak. Terima kasih atas tulisannya, semangat terus nulisnya, Kak!

    ReplyDelete
  3. Oalah ini toh yang dibahas di grup Tokyo kala itu... Kreatif sekali... 😁

    ReplyDelete
  4. bagus. numpang main kesini.. hehe
    .
    .
    Arsilogi.id :)

    ReplyDelete
  5. Wah udah dicatat aja bedah puisinya. Mbak nio, terima kasih atas tambahan sarapan diksinya untuk saya.

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

#24 Penduduk Nganjuk dan Kesenian Daerahnya

#23 Bentang Alam dan Pembagian Wilayah Kabupaten Nganjuk

#25 Tujuh Belas Tempat Wisata Populer Nganjuk