#1 Kopi Darat Kopling

Selamat hari Senin para pengunjung Galeri Nio!


Selamat hari pertama Ngodop bagi para sahabat Odopers!


Kopi darat alias Kopdar adalah istilah pertemuan langsung antara para pengguna yang sebelumnya sudah saling kenal melalui media radio, internet, sosial media, atau grup obrolan. Istilah ini mulai melangit sejak tahun 80-an sampai akhir 90-an. Sejarah lahirnya istilah ini berawal dari para pengguna sinyal radio amatir yang ingin saling bertemu atau bertatap muka. Karena terbiasa bertemu di "udara", mereka ingin bertemu di "darat".


Saat memakai istilah "Kopi darat", mungkin yang terbayang adalah duduk bersama sambil menikmati secangkir kopi (mantap). Betul? Salah. Kopi yang dimaksud bukan minuman kopi, tetapi "Copy" yang biasa diucapkan saat pengguna radio amatir menyetujui/menjawab panggilan dari rekan yang mengucapkan "Break" sebagai kata ganti "Halo" melalui sebuah alat bernama Walkie Talkie . Zaman tahun 80-an, alat itu sangat populer.


Lain bulu lain binatang.
Lain dulu lain sekarang.


Era Walkie Talkie telah berganti telepon seluler (ponsel) pintar. Pelbagai relasi terbentuk di dunia maya. Mulai dari hobi, bisnis, bahkan yang paling klise; romantis. Tatap muka di dunia nyata tentu dibutuhkan untuk mempererat hubungan yang telah terjalin tersebut. Oleh karena itu, Kopi darat memiliki arti yang sangat penting.


Setelah mengetahui pentingnya Kopi darat yang selanjutnya disebut Kopdar, grup literasi Kopling (Komunitas Pejuang Literasi Nganjuk) mengadakan kegiatan sarat makna tersebut. Kopdar diadakan hari Minggu tanggal 8 September 2019 di Alun-alun Nganjuk. Namun, dikarenakan kesibukan yang tidak bisa ditinggal, maka yang bisa hadir hanya sepersepuluh dari keseluruhan anggota.


Meskipun banyak anggota yang absen, kuantitas peserta Kopdar tidak menjadi tolak ukur semangat literasi anggota yang hadir. Kami begitu antusias menyimak petuah-petuah dari salah satu punggawa, Bung Heru sang Amurwabhumi. Beliau membagikan pengalaman pribadinya sebagai seorang penulis, dan itu sungguh bermanfaat bagi kami, para pemula. Sesi berbagi dan tanya jawab juga interaktif. Para anggota saling mengungkapkan kendala-kendala yang merintangi dan besarnya tekad untuk bisa menjadi penulis yang lebih baik.


Setelah mendapat nasihat dari sang Punggawa dan anggota Kopling saling mencurahkan perasaan, kegiatan Kopdar selesai. Sebagai penutup, Bung Heru mendeklamasikan sebuah puisi berjudul "Balada Ujung Musim". Puisi buah karya beliau sebagai ungkapan keprihatinan atas kondisi kampung halamannya. Beliau membawakan puisi tersebut dengan luar biasa (saya sampai merinding). Bagi yang penasaran dengan penampilan beliau, silahkan tekan tautan berikut.


>> Balada Ujung Musim <<


Tentunya momen yang luar biasa seperti itu bisa diadakan secara berkala. Namun, waktu adalah kendala utama kegiatan Kopdar Kopling. Lokasi tempat tinggal yang berjauhan dan kesibukan individu para anggota menjadikan kegiatan ini sulit diagendakan. Jika sudah ditetapkan pun, yang bisa hadir hanya sedikit. Semoga kedepannya, Kopling bisa mengadakan Kopdar akbar yang bisa mendatangkan keseluruhan warganya.


Untuk mengabadikan Kopdar Kopling perdana saya, selain dengan menulis artikel ini, ada sebuah foto yang diambil berkat pertolongan putra Bung Heru. Foto ini menjadi sebuah piagam berharga yang akan menjadi pengingat di masa mendatang. Dan juga sebagai bahan bakar semangat untuk terus berkarya.



(Dari kiri ke kanan: Bung Heru, Saya, Kak Valentina, Kak Anis, Kak Yulia, Kak Eny, Bung Endri)


Salam literasi!





Comments

  1. Moga asal kopdar peserta-peserta calon ODOP 7 hehe . Akhirnya bisa berjejak

    ReplyDelete
  2. Meitantie ketinggalan kali ini, pas barengan ngantar genduk tanding di Blitar.

    Koplinger's emang keren!

    ReplyDelete
  3. 😟kok y pas "penda'an" mbakyuku y .. Tp ikut menikmatinya lewat tulisan mb nio yg aduhai eloknya 👍🤗

    ReplyDelete
    Replies
    1. Gpp mbak Uzi, pendakan lbh ptg... Smoga lain kali waktunya pas 😉

      Delete
  4. Wah curang nih.. Aku gak di ajak kalau ada lagi ajak aku dong..

    ReplyDelete
  5. Wah... Kopdar ternyata banyak manfaatnya yah, tapi sayang, saya gak bisa ikut.... Jarak yang terlampau jauh membuat saya hanya jadi penikmat keharmonisan mbak-mbak dan akang-akang sekalian dalam acara kopdar... 😁😁😁

    ReplyDelete
    Replies
    1. Tp jangan salahkan jarak, ia tidak bersalah 😅

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

#24 Penduduk Nganjuk dan Kesenian Daerahnya

#23 Bentang Alam dan Pembagian Wilayah Kabupaten Nganjuk

#25 Tujuh Belas Tempat Wisata Populer Nganjuk