Kisah Manik Abu-abu



Di etalase sebuah toko, dipajang berbagai jenis aksesoris. Mulai dari kalung, gelang, anting-anting, cincin, sampai jepit rambut. Semuanya sangat indah dan cantik dipandang mata. Jauh di dalam toko itu terdapat sebuah ruangan tempat membuat benda-benda cantik penghias aksesoris-aksesoris tersebut.
*
Hari ini, Sang Pengerajin sedang membuat manik-manik yang berwarna putih dan beberapa manik hitam. Malam semakin gelap, tetapi dia tetap melanjutkan pekerjaannya. Pengerajin itu tetaplah manusia biasa, dia sempat larut dalam tidur dan tangannya menyentuh tepi wadah manik-manik putih. Kontan saja benda-benda putih itu tumpah dan menimbulkan kegaduhan. Kaget, Si Pengerajin segera bangun dan memperhatikan kekacauan yang dibuatnya. Hasil kerjanya tercecer ke mana-mana. Satu diantaranya malah masuk ke dalam wadah yang berisi larutan hitam panas yang akan digunakan untuk membuat manik-manik hitam. Refleks, dia memunguti manik-manik putih secepat kilat. Tangannya yang cekatan tak butuh waktu lama untuk mengumpulkan semuanya.
*
Namun sayang, manik putih yang tercebur dalam larutan hitam telah berubah warna dan bentuknya. Padahal sang Pengerajin telah menghitung secara seksama jumlah manik yang dibutuhkan dan dibuat. Pengerajin sudah berusaha mencucinya dengan air panas, lalu menyikat, kemudian membilas dengan air hangat, terakhir merendam dengan air dingin. Tetapi manik itu tidak bisa kembali seperti semula, kini warnanya abu-abu dengan bentuk tak karuan. Pengerajin menghela napas. Dia meletakkan manik abu-abu di tempat terpisah. Takut melakukan kesalahan yang lebih fatal, Pengerajin merapikan meja kerjanya, lantas berangkat tidur.
*
"Hiks...hiks... Mengapa harus aku? Mengapa aku yang harus jatuh dalam air hitam itu..." Ratap si Manik abu-abu. Kawan-kawannya yang selamat hanya menatap penuh iba tanpa bisa berkata-kata.
"Jangan bersedih!" Terdengar suara lembut. Itu suara lampu ruangan yang redup. "Pengerajin itu tidak membuangmu, kan? Pasti dia punya rencana lain."
"Rencana lain? Apa dia akan melelehkan aku? Atau menyisihkan aku di sudut ruangan?" Tanya Manik abu-abu setengah teriak, ia menangis lagi seakan air matanya takkan kering.
*
Surya menyapa, kicau burung menghias angkasa kota. Pengerajin sudah siap melanjutkan pekerjaan yang tertunda. Ide-ide baru memenuhi kepalanya. Dia melihat cermat manik abu-abu. Bentuk dan warnanya seperti batu....Aha!! Pengerajin tertawa girang. Dia segera mengumpulkan bahan dan alat. Mulai membuat karya unik dan terbatas.
*
Tak disangka, kalung karya terbaru Pengerajin yang telah dipajang di jendela telah menarik banyak peminat. Asteroid, itulah nama baru si Manik abu-abu. Ia diletakkan di tengah lingkaran logam emas putih yang membuatnya seolah bersinar. Ia pun menjadi primadona dan akhirnya terjual dengan harga yang tinggi.
*
Asteroid sangat bersyukur. Di balik kejadian mengerikan dan menyakitkan yang menimpanya. Hal yang lebih baik datang. Tuhan selalu adil dan memberi apa yang dibutuhkan. Ujian datang karena ada promosi jabatan. Jika berhasil, naik tingkat yang lebih tinggi. Jika gagal, tetap di tempat, kadang kala malah jatuh. Teguhkan iman, kelak pasti menang.
~Selesai~


#kopling
#ngopling
#ngoplingbebas







Comments

  1. Tulisan yang bagus dan ada nilai moralnya... intinya tetap semangat... salam literasi

    ReplyDelete
    Replies
    1. 🙏 trima kasih 😊 semangat juga mbak...
      Salam!,😁

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

#24 Penduduk Nganjuk dan Kesenian Daerahnya

#23 Bentang Alam dan Pembagian Wilayah Kabupaten Nganjuk

#25 Tujuh Belas Tempat Wisata Populer Nganjuk