Christopher "Robin" Creighton

Pengunjung Galeri Nio

Tahun 2015, saya berkesempatan mengunjungi Kampung Ilmu di Jalan Pemuda, Surabaya. Di sanalah saya menemukan buku ini, The Paladin karya Brian Garfield. Buku setebal 500 lebih halaman ini mengisahkan seorang anak yang menjadi mata-mata Inggris pada Perang Dunia II.

Dalam tulisan kali ini, saya akan mengulas sosok sang prajurit tanpa medali, Christopher "Robin" Creighton.


Christopher bukanlah nama sebenarnya. Nama tersebut diberikan oleh Brian, sang penulis. Namun, hampir seluruh cerita yang disampaikan adalah nyata dan benar adanya.

Keingintahuan Christopher kecil—10 tahun—membuatnya tidak sengaja bertemu tuan tanah tempat rumahnya berdiri. Winston Churcill. Bocah pemberani anggota Pandu Laut tersebut awalnya tidak menyukai pria tua gendut tersebut. Namun seiring waktu yang ia habiskan selama liburan sekolah, keakraban mulai terjalin. Christopher kecil selalu sukses membuat Tigger—panggilan Mr. Churcill—kesal sekaligus kagum pada keberanian dan kecerdikannya.

Lima tahun kemudian. Christopher mendapat panggilan tugas negara dari tuan tanahnya yang kini menjadi Perdana Menteri Inggris. Bocah lelaki itu tentu saja merasa bimbang, bagaimana bisa dirinya ditugaskan ke Belgia sebagai mata-mata? Sungguh tidak masuk akal. Dari tugas pertama inilah berbagai peristiwa yang hampir membuatnya menyerah untuk hidup, berulang kali harus dihadapi.

Christopher Robin—nama sandinya—harus menahan sakitnya terkilir karena jatuh dari atap pada tugas pengintaian pertama. Ia juga harus menguatkan hati ketika menyaksikan pesawat yang ditumpangi temannya ditembak dan meledak di udara sesaat setelah lepas landas. Beberapa kali Christopher harus menyaksikan kematian orang-orang yang ia sebut teman, dan itu sangat mengguncang jiwanya.

Bukan hanya menyaksikan, bahkan Christopher terpaksa mencabut nyawa perempuan yang ia anggap pacar pertama karena perintah atasan. Hal itu membuat lelaki muda itu goyah dan meledak. Ia hampir gila. Beruntung, ibunya bisa menenangkan jiwa Christopher. Pertemuannya dengan Patricia yang berujung cinta pun, ternyata sudah diatur, tapi mereka memutuskan untuk melanjutkan hubungan yang entah berujung di mana.

Jiwa dan raga Christopher tertempa dalam berbagai misi yang ia jalani. Rasa sakit, marah, kecewa, putus asa, dan sedih; acap kali harus ia telan sendiri. Ada masa-masa ia merasa lebih memilih mati. Namun, ketika ia berada di titik terendah, hampir menyerah Tigger selalu menyempatkan diri, muncul, untuk membuatnya bisa kembali berpikir jernih.

Christopher kehilangan masa bermainnya di sekolah. Momen menyenangkan itu berganti sabetan pisau, desingan peluru, dentuman bom, dan bermacam bentuk penyiksaan. Jika Christopher bukanlah Christopher yang ditopang kasih sayang orang-orang yang dihormatinya, sudah pasti ia kehilangan nyawa, atau lebih parah—kehilangan akal.

Perjuangan prajurit muda itu sangat berat. Namun, seperti yang kita tahu, seorang mata-mata tidak akan memiliki medali berkilau di dadanya. Nama mereka saja tidak akan pernah diungkap. Sebagai konsekuensi bahwa mereka adalah prajurit rahasia yang namanya tidak—mustahil—dicatat dalam sejarah.

Itulah kisah seorang Christopher Robin pada masa Perang Dunia II. Ketika Tigger, Mr. Winston Churcill, dimakamkan secara kenegaraan, ia hanya bisa melihatnya dari jauh di tengah kerumunan tanpa bisa mengucapkan 'Selamat Jalan' di telinganya. Mengikuti arah arak-arakan melewati celah-celah manusia dan gedung. Mungkin. Mungkin, hari ini Christopher sudah meninggalkan dunia ini.

Demikian yang bisa saya sampaikan dalam tulisan kali ini. Jika gajah mati meninggalkan gading, dan harimau mati meninggalkan belang. Maka manusia mati meninggalkan nama. Kita tidak harus hidup seratus tahun agar nama kita diingat, tapi lakukan saja satu hal yang bermanfaat bagi orang lain. Biarkan nama kita abadi dalam cerita yang akan disampaikan secara turun-temurun.

Terima kasih 😊

Comments

  1. Sepertinya seru ceritanya Mbak Nio, penuh perjuangan. Akhirnya sad ending kah?

    ReplyDelete
  2. mantap ... cilik2 punya banyak kisah keren ...

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

#24 Penduduk Nganjuk dan Kesenian Daerahnya

#23 Bentang Alam dan Pembagian Wilayah Kabupaten Nganjuk

#25 Tujuh Belas Tempat Wisata Populer Nganjuk